Juga umumnya terjadi pada anak lelaki
Padahal, perlu Ibu dan Bapak ketahui, tidak setiap anak yang suhunya tinggi akan mengalami kejang.
Sebenamya apakah stuip itu dan bagaimana pula mengatasinya? Stuip atau dikenal dengan istilah kejang demam, hanyalah manifestasi klinis, jadi hanya gejala bukan penyakit.
Manifestasi klinis dari lepasnya muatan listrik yang berlcbihan dan mendadak di otak kita.
Ini akibat gangguan fungsi scl otak.
Perlu diketahui, otak ibu dibangun oleh berjuta sel.
Pada masing-masing sel otak terdapat ion-ion listrik, berupa ion negatif dan ion positif.
Pcrbcdaan muatan ion listrik ini menyebabkan potensial listrik di scl otak.
Pada kcadaan normal.
lompatan listrik yang cerjadi pada sel otak bcrjalan sccara terkoordinasi.
Tetapi bila tcrjadi perubahan fisiologis, anatomi atau biokimiawi pada sel otak dapat menyebabkan terjadinya lompatan listrik yang berlebihan.
Inilah yang mcnimbulkan kejang tersebut.
Lompatan listrik yang berlebihan ini bisa disebabkan karena demam tinggi, adanya tumor di Otak, atau karena adanya kelainan metabolik (misalnya diare, sehingga banyak mengeluarkan elektroade).
Kejang demam ini hanya terjadi pada anak usia 3 bulan hingga 5 tahun.
Dengan demikian, anak yang kejang tanpa disertai demam tidak masuk kategori kejang demam.
Begitu juga bayi sebelum usia 3 bulan.
Kenapa demikian? Di usia itu suhu tubuh mudah naik karena anak mudah terpapar infeksi.
Selain itu ambang kejang anak juga cukup rendah.
Kejang demam ini dibedakan dalam 2 macam.
Ada yang berlangsung singkat yang disebut leey'ang demam sederhana.
Sementara jika yang berlangsung lebih dari 15 menit disebut fokal jika hanya sebagian tubuh yang kejang dan multiple jika lebih dari satu kali kejang per episode demam.
Sayangnya, sampai saat ini, kejang demam belum diketahui secara jelas dan pasti apa penyebabnya.
Dulu dikatakan karena adanya peningkatan metabolisme.
Karena jika lagi demam, maka metabolisme meningkat, sehingga kebutuhan energi dan oksigen bertambah.
Namun suplai ke otak sangat kurang, sehingga jadilah stuip itu.
Teori kedua, karena genetik.
Jadi ada bakat, entah karena keturunan atau dari dirinya sendiri.
Adapun teori ketiga karena adanya virus, yaitu virus herpes simpleks tipe 6.
Pada umumnya kejang dcmam terjadi pada anak-anak yang rclatifgemuk.
Juga umumnya terjadi pada anak lelaki.
Meski demikian, dari ketiga teori tersebut, genetiklah yang umumnya lebih berperan pada terjadinya kejang demamSehingga ia mempunyai bakat untuk kejang demam.
Keadaan yang paling sering menyebabkan kejang demam untuk yang pertama kalinya adalah: riwayat keluarga dengan kejang demam, pemulangan neonatus lebih dad 28 hari, perkembangan terlambat misalnya kepala kecil, tidak cerdas atau mental retardasi.
Selain itu, anak dengan kadar natrium rendah dan temperatur yang tinggi memungkinkan untuk timbulnya kejang demam.
Setelah kejang demam yang pertama, ada kemungkinan ia akan mengalami kejang lagi.
Makin muda usia anak saat mengalami kejang demam pertama kali, makin besar kemungkinan terjadinya kejang ulangan.
Sebenamya apakah stuip itu dan bagaimana pula mengatasinya? Stuip atau dikenal dengan istilah kejang demam, hanyalah manifestasi klinis, jadi hanya gejala bukan penyakit.
Manifestasi klinis dari lepasnya muatan listrik yang berlcbihan dan mendadak di otak kita.
Ini akibat gangguan fungsi scl otak.
Perlu diketahui, otak ibu dibangun oleh berjuta sel.
Pada masing-masing sel otak terdapat ion-ion listrik, berupa ion negatif dan ion positif.
Pcrbcdaan muatan ion listrik ini menyebabkan potensial listrik di scl otak.
Pada kcadaan normal.
lompatan listrik yang cerjadi pada sel otak bcrjalan sccara terkoordinasi.
Tetapi bila tcrjadi perubahan fisiologis, anatomi atau biokimiawi pada sel otak dapat menyebabkan terjadinya lompatan listrik yang berlebihan.
Inilah yang mcnimbulkan kejang tersebut.
Lompatan listrik yang berlebihan ini bisa disebabkan karena demam tinggi, adanya tumor di Otak, atau karena adanya kelainan metabolik (misalnya diare, sehingga banyak mengeluarkan elektroade).
Kejang demam ini hanya terjadi pada anak usia 3 bulan hingga 5 tahun.
Juga umumnya terjadi pada anak lelaki
Kejang demam termasuk penyakit yang tergantung pada usia.Dengan demikian, anak yang kejang tanpa disertai demam tidak masuk kategori kejang demam.
Begitu juga bayi sebelum usia 3 bulan.
Kenapa demikian? Di usia itu suhu tubuh mudah naik karena anak mudah terpapar infeksi.
Selain itu ambang kejang anak juga cukup rendah.
Kejang demam ini dibedakan dalam 2 macam.
Ada yang berlangsung singkat yang disebut leey'ang demam sederhana.
Sementara jika yang berlangsung lebih dari 15 menit disebut fokal jika hanya sebagian tubuh yang kejang dan multiple jika lebih dari satu kali kejang per episode demam.
Sayangnya, sampai saat ini, kejang demam belum diketahui secara jelas dan pasti apa penyebabnya.
Dulu dikatakan karena adanya peningkatan metabolisme.
Karena jika lagi demam, maka metabolisme meningkat, sehingga kebutuhan energi dan oksigen bertambah.
Namun suplai ke otak sangat kurang, sehingga jadilah stuip itu.
Teori kedua, karena genetik.
Jadi ada bakat, entah karena keturunan atau dari dirinya sendiri.
Adapun teori ketiga karena adanya virus, yaitu virus herpes simpleks tipe 6.
Teori kedua, karena genetik
Tapi sampai sekarang kami belum tahu apa penyebabnya.Pada umumnya kejang dcmam terjadi pada anak-anak yang rclatifgemuk.
Juga umumnya terjadi pada anak lelaki.
Meski demikian, dari ketiga teori tersebut, genetiklah yang umumnya lebih berperan pada terjadinya kejang demamSehingga ia mempunyai bakat untuk kejang demam.
Keadaan yang paling sering menyebabkan kejang demam untuk yang pertama kalinya adalah: riwayat keluarga dengan kejang demam, pemulangan neonatus lebih dad 28 hari, perkembangan terlambat misalnya kepala kecil, tidak cerdas atau mental retardasi.
Selain itu, anak dengan kadar natrium rendah dan temperatur yang tinggi memungkinkan untuk timbulnya kejang demam.
Setelah kejang demam yang pertama, ada kemungkinan ia akan mengalami kejang lagi.
Makin muda usia anak saat mengalami kejang demam pertama kali, makin besar kemungkinan terjadinya kejang ulangan.
Comments
Post a Comment